Rabu, 28 Oktober 2015 masih disituasi yang sama
seperti hari-hari sebelumnya. Udara bersih yang langka, langit biru yang cerah,
sinar mentari yang hangat belum dapat kami nikmati untuk saat ini. Fenomena ini
sudah berlangsung sangat lama dan berkelanjutan menimbulkan berbagai masalah
yang sangat serius hingga timbul banyak korban jiwa. Berapa lama lagi hal ini
harus berlanjut? Sampai kapan kami harus seperti ini? Bukankah kami sebagai
warga Negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk bernafas dengan lega?
Meski situasi dan kondisi yang sedang kami hadapi
seperti yang telah dijelaskan, hal itu tidak menghalangi semangat kami untuk
memeriahkan hari ini. Hari Sumpah Pemuda yang bertepatan pada 28 Oktober 2015
disambut meriah di Fakultas Ilmu Budaya. Acara diadakan bukan hanya
memperingati Hari Sumpah Pemuda tetapi juga memperingati Bulan Bahasa bertempat
di Gedung Teater Universitas Lancang Kuning.
Acara yang ditaja oleh Sanggar Sagara bekerja sama dengan
BEM Fakultas Ilmu Budaya ini sangat meriah. Apresiasi dari penyelenggara maupun
dari para penonton yang hadir sangat luar biasa. Meski awalnya acara yang baru
dimulai harus ditunda karena cuaca yang kurang bersahabat. Namun hal ini tidak
mematahkan semangat baik dari pihak penyelenggara maupun penonton yang hadir,
sungguh luar biasa. Penonton disajikan penampilan-penampilan luar biasa yang
mampu menggugah semangat yang membakar jiwa.
Namun HMJ IP juga tidak mau kalah, jiwa kompetitif yang
hidup di sanubari kami menarik kami untuk ikut ambil bagian dalam memeriahkan
peringatan hari ini. Meski tidak berupa kegiatan yang besar, akan tetapi
semangat kami tidak kalah besar. Kegiatan yang kami lakukan mungkin tidak
seberapa heboh dibanding kegiatan yang dilakukan oleh Sagara dan BEM, tapi kami
tetap tidak mau kalah. Berbekal spanduk petisi dan stapler serta semangat
kompetitif yang membara, kami berinisatif untuk memasang spanduk tersebut.
Mungkin kalian berfikir, “apaan, cuman masang
spanduk doang”. Eits tunggu dulu, spanduk ini juga punya sejarah yang cukup
luar biasa lo. Jangan asal Judge gitu
dong, walaupun hanya sekedar pemasangan spanduk tapi spanduk ini udah bisa
dibilang keramat. Keramat kenapa, karena spanduk ini lahir di sela-sela acara
HMPII (Himpunan Mahasiswa Perpustakaan dan Informasi Indonesia) yang diadakan
di Bandung pada tanggal 2-4 Oktober 2015. Semua perwakilan mahasiswa ilmu
perpustakaan di seluruh Indonesia yang hadir ikut berkontribusi dalam pembuatan
spanduk petisi ini. Luar biasa sekali solidaritas teman-teman HMPII kita ini
dalam pembuatan spanduk petisi melawan asap Sumatera. Meski hanya dalam bentuk
spanduk petisi tapi apresiasi dari seluruh perwakilan mahasiswa ilmu
perpustakaan seluruh Indonesia yang hadir membuatnya jadi begitu spesial.
Hingga lahirlah spanduk petisi kontribusi HMPII dalam melawan asap Sumatera.
Bertempat di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
tepatnya di lapangan parkir Fakultas Ilmu Budaya sekitar pukul lima sore HMJ IP
Universitas Lancang Kuning berinisiatif untuk melakukan kegiatan pemasangan
spanduk petisi tersebut. Alhasil setelah rentang waktu yang tidak terlalu lama,
spanduk berhasil dieksekusi dengan baik. Tidak lupa pula kami melakukan sesi
dokumentasi. Dengan kegiatan yang sederhana, peralatan seadanya dan semangat
yang membara membawa kami pada hasil yang memuaskan. Inilah kami, kamilah HMJ
IP Universitas Lancang Kuning, dan kami bangga dengan ini!.-HM
Saya sabagai salah satu peserta aksi solidaritas yang ikut menorehkan tinta tanda tangan, ikut bangga kepada kawan-kawan atas aksinya. Semoga menjadi sebuah aksi yang dapat membangkitkan rasa kepedulian terhadap saudara se Tanah Air.
BalasHapusHMJIP FIBUNILAK memang keren..... lanjutkan ..!!!
Salam dari Malang, Indonesia.
terimakasih semangat nya kawan kawan :D
BalasHapussalam dari RIAU